Mendalami Makna dan Aplikasi: Contoh Soal Esai Agama Semester 1 Kelas 3 SMKN untuk Mengasah Pemahaman Holistik
Mendalami Makna dan Aplikasi: Contoh Soal Esai Agama Semester 1 Kelas 3 SMKN untuk Mengasah Pemahaman Holistik
Pendidikan Agama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) memiliki peran krusial tidak hanya dalam membentuk karakter spiritual siswa, tetapi juga membekali mereka dengan nilai-nilai etika dan moral yang kokoh sebagai calon profesional. Di kelas 3 SMKN, materi agama diharapkan tidak lagi sekadar hafalan, melainkan menjadi landasan filosofis dan praktis dalam menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat yang semakin kompleks. Oleh karena itu, soal esai menjadi instrumen evaluasi yang sangat efektif untuk mengukur kedalaman pemahaman, kemampuan analisis, serta aplikasi nilai-nilai agama dalam konteks kehidupan nyata, khususnya bagi siswa kejuruan.
Artikel ini akan membahas secara mendalam pentingnya soal esai agama, karakteristik soal esai yang baik, serta menyajikan contoh-contoh soal esai agama untuk semester 1 kelas 3 SMKN, lengkap dengan rasional dan kerangka jawaban yang diharapkan.
Pentingnya Soal Esai dalam Pembelajaran Agama di SMKN
Berbeda dengan soal pilihan ganda yang cenderung menguji daya ingat dan pemahaman superfisial, soal esai mendorong siswa untuk:
- Mengembangkan Pemahaman Mendalam: Siswa harus merangkai gagasan, menjelaskan konsep, dan mengaitkan berbagai informasi untuk membentuk argumen yang koheren.
- Meningkatkan Kemampuan Analisis dan Sintesis: Mereka diajak untuk memecah masalah, menganalisis berbagai sudut pandang, dan menyintesis informasi menjadi kesimpulan yang logis.
- Menerapkan Nilai-nilai Agama dalam Konteks Nyata: Khususnya di SMKN, soal esai dapat dirancang untuk menghubungkan ajaran agama dengan etika profesi, tanggung jawab sosial, dan pengambilan keputusan di tempat kerja.
- Mengasah Keterampilan Berpikir Kritis: Siswa ditantang untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga mengevaluasi, mempertanyakan, dan membentuk opini yang didukung oleh dalil dan argumentasi yang kuat.
- Melatih Komunikasi Tertulis: Kemampuan menyampaikan ide secara jelas, sistematis, dan persuasif adalah keterampilan penting yang akan sangat berguna di dunia profesional.
Karakteristik Soal Esai Agama yang Efektif untuk Kelas 3 SMKN
Soal esai yang baik harus mampu memicu pemikiran tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS) dan relevan dengan konteks siswa SMKN. Beberapa karakteristiknya meliputi:
- Terbuka (Open-Ended): Tidak ada jawaban tunggal yang mutlak benar, memungkinkan berbagai pendekatan dan interpretasi yang valid.
- Menantang dan Memicu Analisis: Mendorong siswa untuk menganalisis, mengevaluasi, membandingkan, atau mengaplikasikan konsep.
- Relevan dengan Kehidupan Siswa: Mengaitkan ajaran agama dengan isu-isu kontemporer, dilema moral, atau situasi yang mungkin mereka hadapi sebagai calon profesional.
- Jelas dan Tidak Ambigu: Pertanyaan harus mudah dipahami dan tidak menimbulkan kebingungan.
- Membutuhkan Dalil/Argumen: Jawaban harus didukung oleh dalil (Al-Qur’an, Hadis, Kitab Suci lainnya, atau ajaran agama) dan penalaran yang logis.
- Fokus pada Aplikasi: Sejauh mungkin, pertanyaan harus menuntut siswa untuk menunjukkan bagaimana ajaran agama dapat diimplementasikan dalam praktik.
Ruang Lingkup Materi Agama Semester 1 Kelas 3 SMKN
Materi pelajaran agama di kelas 3 SMKN pada semester 1 umumnya mencakup pendalaman dari materi sebelumnya, dengan fokus pada aplikasi dan relevansi kontemporer. Meskipun kurikulum bisa bervariasi antaragama (Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu), beberapa tema besar yang sering muncul meliputi:
- Aqidah/Keimanan: Konsep ketuhanan, iman kepada kitab suci, malaikat, rasul, hari akhir, qada dan qadar, serta relevansinya dalam menghadapi kehidupan modern.
- Akhlak/Budi Pekerti: Etika pergaulan, etika bermedia sosial, etika profesi, tanggung jawab sosial, kejujuran, disiplin, toleransi, dan menghindari perbuatan tercela.
- Ibadah: Pendalaman tentang salat, zakat, puasa, haji (bagi yang relevan), serta filosofi di balik ibadah.
- Muamalah/Hukum Sosial: Prinsip-prinsip ekonomi syariah (bagi Islam), keadilan sosial, hak asasi manusia, kepemimpinan, dan kerja sama.
- Sejarah/Peradaban Agama: Pelajaran dari sejarah tokoh-tokoh agama, perkembangan peradaban, dan relevansinya untuk masa kini.
- Sumber Ajaran Utama: Pendalaman Al-Qur’an/Hadis (bagi Islam) atau Kitab Suci lainnya, tafsir, dan relevansinya.
Contoh Soal Esai Agama Semester 1 Kelas 3 SMKN
Berikut adalah contoh-contoh soal esai yang dirancang untuk mengukur pemahaman mendalam dan kemampuan aplikasi, dengan fokus pada konteks siswa SMKN. Soal-soal ini dapat disesuaikan untuk berbagai agama dengan mengganti dalil dan contoh spesifik.
Kategori 1: Pemahaman Konseptual dan Analitis
Soal dalam kategori ini menguji kemampuan siswa untuk menjelaskan konsep dasar agama secara mendalam dan menganalisis implikasinya.
Contoh Soal 1 (Aqidah/Keimanan):
"Jelaskan konsep tauhid dalam Islam dan bagaimana relevansinya dengan pembentukan integritas dan profesionalisme seorang siswa SMKN yang akan terjun ke dunia kerja di era digital saat ini. Berikan contoh konkret!"
- Rasional: Soal ini tidak hanya meminta definisi tauhid, tetapi juga menuntut siswa untuk mengaitkannya dengan etika kerja dan tantangan era digital, yang sangat relevan bagi siswa SMKN. Ini menguji pemahaman konseptual dan aplikasi.
- Kerangka Jawaban yang Diharapkan:
- Definisi Tauhid: Penjelasan mengenai keesaan Allah SWT, meliputi tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat.
- Relevansi dengan Integritas & Profesionalisme:
- Keyakinan akan Pengawasan Tuhan: Mendorong kejujuran, tanggung jawab, dan amanah dalam setiap pekerjaan, karena merasa selalu diawasi oleh Allah.
- Tawakal dan Ikhtiar: Bekerja keras (ikhtiar) dengan keyakinan bahwa hasil terbaik datang dari Allah (tawakal), menumbuhkan semangat pantang menyerah dan optimisme.
- Menghindari Kesyirikan dalam Pekerjaan: Tidak bergantung pada jimat, takhayul, atau praktik curang; hanya mengandalkan kemampuan dan pertolongan Allah.
- Keadilan dan Kejujuran: Prinsip tauhid melarang penipuan, korupsi, dan eksploitasi, membentuk pribadi yang adil dalam bertransaksi atau bekerja sama.
- Relevansi di Era Digital:
- Etika Bermedia Sosial: Tidak menyebarkan hoaks, fitnah, atau informasi yang merugikan, karena sadar akan pertanggungjawaban di hadapan Tuhan.
- Keamanan Data dan Privasi: Menjaga amanah informasi digital, tidak meretas atau menyalahgunakan data orang lain.
- Produktivitas dan Inovasi: Menggunakan teknologi untuk hal positif, berkarya, dan berinovasi sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan.
- Contoh Konkret:
- Seorang teknisi komputer tidak akan menginstal software bajakan atau mencuri data pelanggan karena keyakinan tauhidnya.
- Seorang desainer grafis akan bekerja keras dan jujur dalam setiap proyeknya, tidak menjiplak karya orang lain, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Contoh Soal 2 (Akhlak/Budi Pekerti):
"Bandingkan dan kontraskan antara konsep toleransi dan liberalisme dalam konteks beragama di Indonesia. Jelaskan bagaimana seorang siswa SMKN dapat mempraktikkan toleransi yang benar tanpa kehilangan identitas keagamaannya di lingkungan sekolah dan masyarakat multikultural."
- Rasional: Soal ini menguji kemampuan siswa untuk membedakan dua konsep yang seringkali disalahpahami, serta mengaplikasikannya dalam konteks kehidupan nyata di Indonesia yang majemuk.
- Kerangka Jawaban yang Diharapkan:
- Definisi Toleransi: Pengakuan dan penghormatan terhadap keberadaan perbedaan (agama, pendapat, suku) tanpa harus menyetujui atau mengikuti keyakinan/praktik tersebut. Batasan: tidak mengganggu akidah atau ibadah fundamental.
- Definisi Liberalisme (dalam konteks agama): Pandangan yang menempatkan kebebasan individu di atas segalanya, termasuk dalam menafsirkan atau bahkan menolak ajaran agama, seringkali tanpa batasan normatif agama itu sendiri.
- Perbandingan & Kontras:
- Persamaan: Keduanya menghargai kebebasan berkeyakinan.
- Perbedaan: Toleransi memiliki batasan dalam menjaga akidah/syariat agama masing-masing, sementara liberalisme cenderung melebur batasan tersebut demi kebebasan individu. Toleransi menerima perbedaan, liberalisme cenderung menormalisasi semua perbedaan sebagai kebenaran yang setara secara absolut tanpa filter agama.
- Praktik Toleransi Siswa SMKN:
- Menghormati Perayaan Agama Lain: Mengucapkan selamat (jika diizinkan dalam agamanya), tidak mengganggu ibadah.
- Kerja Sama dalam Kebaikan: Bekerja sama dengan teman beda agama dalam proyek sekolah, kegiatan sosial, atau menjaga kebersihan lingkungan.
- Tidak Memaksakan Kehendak: Tidak memaksa teman untuk mengikuti praktik ibadahnya.
- Menjaga Lisan dan Sikap: Tidak merendahkan atau mengejek agama lain.
- Memahami Batasan: Menjaga keyakinan dan praktik ibadah sendiri tanpa mengorbankan akidah, misalnya tidak ikut dalam ritual agama lain yang bertentangan dengan keyakinannya.
- Contoh Konkret:
- Ikut kerja bakti di sekolah yang diinisiasi oleh berbagai agama.
- Menghormati teman yang sedang berpuasa atau merayakan hari raya keagamaannya.
- Berdiskusi sehat tentang perbedaan pandangan tanpa menghina.
Kategori 2: Aplikasi dan Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari/Profesi
Soal ini mendorong siswa untuk menerapkan ajaran agama dalam situasi praktis, termasuk dilema moral dan etika profesi.
Contoh Soal 3 (Ibadah/Muamalah):
"Seorang siswa SMKN yang sedang magang di sebuah perusahaan dihadapkan pada situasi di mana ia harus memilih antara menyelesaikan tugas proyek penting yang mendesak (namun mengorbankan waktu salat berjamaah di masjid) atau menunda proyek sejenak untuk menunaikan salat berjamaah. Bagaimana Anda menyikapi dilema ini berdasarkan prinsip fikih Islam dan etika kerja yang profesional? Jelaskan langkah-langkah yang akan Anda ambil!"
- Rasional: Soal ini menempatkan siswa pada dilema dunia kerja nyata, menguji pemahaman fikih, etika kerja, dan kemampuan pengambilan keputusan.
- Kerangka Jawaban yang Diharapkan:
- Prioritas Salat: Salat adalah kewajiban utama, namun Islam memberikan kemudahan (rukhsah) dalam kondisi tertentu.
- Prinsip Fikih yang Relevan:
- Waktu Salat: Salat memiliki waktu yang ditentukan. Salat berjamaah adalah sunnah muakkad, salat fardhu tetap wajib.
- Fleksibilitas: Islam tidak memberatkan. Jika waktu sangat sempit, salat bisa dilakukan secara munfarid (sendirian) atau di tempat yang memungkinkan.
- Qada’: Jika benar-benar tidak memungkinkan, salat bisa diqada’ (diganti) di kemudian waktu, namun ini bukan pilihan utama.
- Etika Kerja Profesional:
- Komunikasi: Memberi tahu atasan atau supervisor tentang kewajiban salat dan mencari solusi terbaik.
- Tanggung Jawab: Menyelesaikan tugas tepat waktu adalah bagian dari amanah kerja.
- Efisiensi: Mencari cara agar keduanya bisa berjalan tanpa mengganggu.
- Langkah-langkah yang akan diambil:
- Komunikasi Awal: Sejak awal magang, sampaikan kebutuhan untuk salat dan diskusikan jam istirahat atau fleksibilitas waktu.
- Manajemen Waktu: Usahakan menyelesaikan bagian-bagian proyek yang mendesak sebelum atau sesudah waktu salat. Jika memungkinkan, minta izin untuk salat berjamaah singkat.
- Prioritaskan Fardhu: Jika berjamaah tidak memungkinkan, tetap laksanakan salat fardhu secara mandiri di tempat yang bersih dan tenang (musholla kantor, sudut ruangan).
- Optimalisasi Waktu: Manfaatkan waktu istirahat secara efisien untuk salat, sehingga tidak terlalu mengganggu alur kerja.
- Tanggung Jawab Penuh: Pastikan tugas proyek tetap selesai dengan baik dan tepat waktu, tidak menjadikan salat sebagai alasan untuk menunda atau mengurangi kualitas kerja.
- Kesimpulan: Mengutamakan kewajiban agama tanpa mengabaikan tanggung jawab profesional, dengan mencari solusi yang bijak dan komunikatif.
Contoh Soal 4 (Muamalah/Ekonomi Syariah):
"Dalam konteks ekonomi syariah, jelaskan konsep ‘akad’ dan ‘riba’. Mengapa Islam melarang riba dan bagaimana prinsip-prinsip ekonomi syariah dapat diterapkan dalam dunia usaha yang akan digeluti lulusan SMKN (misalnya, bidang wirausaha, perbankan syariah, atau jasa profesional)?"
- Rasional: Soal ini menghubungkan ajaran Islam dengan bidang ekonomi dan bisnis, sangat relevan bagi siswa SMKN yang banyak bergerak di bidang kewirausahaan atau industri.
- Kerangka Jawaban yang Diharapkan:
- Definisi Akad: Perjanjian atau kontrak yang mengikat dua pihak atau lebih dalam transaksi, harus memenuhi rukun dan syarat (ada pihak yang berakad, objek akad, ijab-qabul).
- Definisi Riba: Penambahan nilai atas pokok pinjaman tanpa adanya pertukaran barang atau jasa yang sepadan, atau penambahan nilai dalam jual beli barang sejenis yang tidak sama takaran/timbangannya (riba fadl dan riba nasiah).
- Alasan Pelarangan Riba:
- Keadilan: Riba cenderung menguntungkan pihak yang memiliki modal dan merugikan pihak yang membutuhkan, menciptakan kesenjangan sosial.
- Eksploitasi: Mendorong eksploitasi orang miskin atau yang kesulitan finansial.
- Stabilitas Ekonomi: Riba dapat memicu inflasi dan krisis ekonomi.
- Nilai Kemanusiaan: Islam mendorong tolong-menolong dan berbagi risiko, bukan mencari keuntungan di atas penderitaan orang lain.
- Penerapan Prinsip Ekonomi Syariah oleh Lulusan SMKN:
- Wirausaha:
- Akad yang Jelas: Setiap transaksi jual beli, sewa, atau kerja sama harus menggunakan akad yang transparan dan adil (misalnya mudarabah, musyarakah, murabahah).
- Tidak Riba: Menghindari pinjaman berbasis bunga. Mencari modal dari investasi syariah atau modal sendiri.
- Produk Halal: Menjual produk atau jasa yang halal dan bermanfaat.
- Harga Adil: Tidak melakukan penimbunan atau penipuan harga.
- Perbankan Syariah (jika bekerja di sana): Memahami dan menjalankan produk-produk syariah (pembiayaan murabahah, ijarah, mudarabah, dll.) sesuai prinsip syariah.
- Jasa Profesional (misalnya IT, Otomotif, Desain):
- Kejujuran: Memberikan informasi yang jujur tentang kualitas jasa atau barang.
- Amanah: Menjaga kepercayaan pelanggan, tidak melakukan kecurangan.
- Transaksi Jelas: Menetapkan harga dan layanan yang transparan.
- Wirausaha:
- Contoh Konkret:
- Seorang pengusaha kuliner lulusan SMKN menerapkan sistem bagi hasil (mudarabah) dengan investor, bukan pinjaman berbunga.
- Seorang teknisi otomotif tidak menipu pelanggan dengan mengganti sparepart yang masih bagus atau membebankan biaya jasa yang tidak wajar.
Kategori 3: Refleksi Diri dan Pembentukan Karakter
Soal ini bertujuan untuk menggali pemahaman pribadi siswa tentang ajaran agama dan bagaimana mereka menginternalisasikannya dalam pembentukan karakter.
Contoh Soal 5 (Sejarah/Siroh):
"Pelajari kisah salah satu tokoh teladan dalam sejarah agama Anda (misalnya Nabi Muhammad SAW, Umar bin Khattab, atau salah satu ulama/ilmuwan Muslim; atau tokoh-tokoh suci dalam agama lain). Identifikasi minimal tiga nilai karakter utama yang dapat Anda teladani dari beliau dan jelaskan secara spesifik bagaimana Anda akan mengaplikasikannya dalam kehidupan Anda sebagai calon profesional di bidang keahlian Anda (misalnya: teknik, pariwisata, akuntansi, dll.)."
- Rasional: Soal ini mendorong siswa untuk mengambil pelajaran dari sejarah, merefleksikan nilai-nilai karakter, dan menghubungkannya dengan aspirasi karir mereka.
- Kerangka Jawaban yang Diharapkan:
- Pilihan Tokoh: Sebutkan tokoh yang dipilih (misal: Nabi Muhammad SAW).
- Tiga Nilai Karakter (Contoh untuk Nabi Muhammad SAW):
- Siddiq (Jujur dan Benar): Dalam ucapan dan perbuatan.
- Amanah (Dapat Dipercaya): Bertanggung jawab dan menjaga kepercayaan.
- Fathanah (Cerdas dan Visioner): Berpikir strategis, inovatif, dan menyelesaikan masalah.
- Tabligh (Komunikatif dan Transparan): Menyampaikan kebenaran dengan baik.
- Aplikasi dalam Bidang Keahlian (Contoh: Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan):
- Siddiq: Jujur dalam melaporkan kondisi perangkat pelanggan, tidak memanipulasi kerusakan, dan memberikan estimasi biaya yang transparan.
- Amanah: Menjaga kerahasiaan data pelanggan, tidak menyalahgunakan akses sistem, dan menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kesepakatan.
- Fathanah: Berinovasi dalam mencari solusi teknis, belajar teknologi baru, dan merancang sistem jaringan yang efisien dan aman.
- Tabligh: Mampu menjelaskan permasalahan teknis kepada klien dengan bahasa yang mudah dipahami, serta memberikan edukasi tentang penggunaan teknologi yang aman.
Contoh Soal 6 (Al-Qur’an/Hadis atau Kitab Suci Lainnya):
"Pilihlah satu ayat Al-Qur’an/Hadis Nabi Muhammad SAW atau kutipan dari Kitab Suci agama Anda yang menurut Anda paling relevan untuk membimbing perilaku seorang Muslim/umat beragama di era digital dan informasi yang serba cepat ini. Jelaskan makna ayat/hadis/kutipan tersebut dan bagaimana Anda mengimplementasikannya dalam interaksi online dan penggunaan media sosial."
- Rasional: Soal ini menuntut siswa untuk berinteraksi langsung dengan sumber utama ajaran agama, menafsirkannya, dan mengaplikasikannya pada isu-isu kontemporer seperti etika digital.
- Kerangka Jawaban yang Diharapkan:
- Pilihan Ayat/Hadis/Kutipan: Sebutkan ayat/hadis/kutipan yang dipilih (misal: QS. Al-Hujurat: 6 tentang Tabayyun, atau Hadis tentang berkata baik atau diam).
- Makna Ayat/Hadis/Kutipan: Jelaskan inti pesan dari dalil tersebut.
- Implementasi dalam Interaksi Online & Media Sosial:
- Tabayyun (Cek Fakta): Tidak langsung mempercayai atau menyebarkan informasi tanpa verifikasi. Menghindari hoaks, fitnah, dan berita palsu.
- Berkata Baik/Diam: Menulis komentar yang sopan, konstruktif, dan menghindari ujaran kebencian, ghibah, atau pencemaran nama baik. Jika tidak ada hal baik untuk dikatakan, lebih baik diam.
- Tanggung Jawab Digital: Sadar bahwa setiap postingan atau komentar memiliki konsekuensi dan pertanggungjawaban di dunia dan akhirat.
- Menjaga Batasan: Tidak mengumbar aib pribadi atau orang lain, menjaga privasi, dan tidak terlalu berlebihan dalam menampilkan diri.
- Manfaatkan untuk Kebaikan: Menggunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan, ilmu, inspirasi, atau berdakwah secara positif.
- Contoh Konkret:
- Ketika melihat berita viral yang belum jelas kebenarannya, tidak langsung share, melainkan mencari sumber terpercaya lain untuk verifikasi.
- Tidak ikut berkomentar negatif pada postingan yang memicu perdebatan, melainkan mencoba memberikan perspektif yang menenangkan atau tidak terlibat sama sekali.
Strategi Menjawab Soal Esai Agama bagi Siswa
Untuk mendapatkan hasil maksimal, siswa dapat mengikuti strategi berikut:
- Pahami Pertanyaan: Baca soal dengan cermat, identifikasi kata kunci (jelaskan, bandingkan, analisis, bagaimana, mengapa), dan tentukan ruang lingkup jawaban.
- Buat Kerangka Jawaban: Susun poin-poin utama yang akan dibahas. Mulai dari definisi, argumen, dalil, hingga contoh aplikasi.
- Sertakan Dalil/Dasar Argumentasi: Dukung setiap penjelasan dengan dalil dari Al-Qur’an, Hadis, atau sumber ajaran agama yang relevan, serta penalaran logis.
- Berikan Contoh Konkret: Khususnya di SMKN, contoh aplikasi dalam dunia kerja atau kehidupan sehari-hari sangat penting.
- Gunakan Bahasa yang Jelas dan Sistematis: Susun kalimat dengan rapi, gunakan paragraf, dan pastikan alur pemikiran logis.
- Koreksi Kembali: Periksa tata bahasa, ejaan, dan pastikan semua bagian pertanyaan telah terjawab.
Tips untuk Guru dalam Menyusun dan Menilai Soal Esai Agama
- Rumuskan Pertanyaan yang Jelas: Hindari pertanyaan yang ambigu atau terlalu luas.
- Berikan Rubrik Penilaian: Sampaikan kriteria penilaian yang jelas kepada siswa (misal: kedalaman pemahaman, relevansi dalil, kemampuan analisis, originalitas, struktur jawaban, tata bahasa).
- Fokus pada HOTS: Rancang soal yang memicu pemikiran tingkat tinggi, bukan sekadar mengingat.
- Integrasikan Konteks SMKN: Pastikan soal relevan dengan bidang keahlian dan masa depan karir siswa.
- Berikan Umpan Balik Konstruktif: Selain nilai, berikan masukan yang membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan jawaban mereka.
Kesimpulan
Soal esai agama di kelas 3 SMKN pada semester 1 bukan sekadar alat evaluasi, melainkan sebuah jembatan untuk menghubungkan ajaran agama dengan realitas kehidupan siswa sebagai calon profesional yang berkarakter. Dengan soal esai yang dirancang secara efektif, siswa tidak hanya akan menghafal, tetapi juga memahami, menganalisis, merefleksikan, dan mengaplikasikan nilai-nilai luhur agamanya dalam setiap aspek kehidupan, termasuk di dunia kerja yang menanti mereka. Ini adalah investasi jangka panjang dalam membentuk pribadi yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga berintegritas dan berakhlak mulia.